Basis Data dan Partisi Database

Posted: June 28, 2015 in Uncategorized

Penggunaan basis data pada saat ini telah banyak digunakan untuk keperluan keseharian oleh kehidupan manusia namun terkadang tidak banyak orang menyadarinya. Seperti halnya pada saat seseorang memiliki koleksi kaset yang sudah cukup banyak dan harus dilakukan suatu pengaturan agar koleksinya tersebut dapat diambil sewaktu-waktu tanpa susah payah mencarinya. Penyusunan koleksi kaset tersebut memerlukan suatu tempat untuk penyimpanan di mana penyusunannya dapat dilakukan berdasarkan jenis kaset tersebut ataupun berdasarkan penyanyinya. Bentuk dari penyusunan harus berdasarkan nilai unik yang dimiliki oleh kaset tersebut misalkan saja pemberian nomor sehingga mudah diidentifikasi oleh pemiliknya.

Hal seperti ini telah menerapkan suatu pola bagaimana koleksi kaset tersebut disusun, dan penerapan dari penyusunan tersebut memudahkan pemilik koleksi buku untuk mencari dan mengembalikan kaset yang telah digunakan atau dipinjam.

Kaset merupakan suatu objek di mana kelomok, jenis, penyanyi dan lain-lain adalah suatu karakteristik dari kaset tersebut, sedangkan lemari adalah tempat penyimpanan sehingga jika digabungkan maka lemari kaset dapat disebut juga sebagai tempat disimpannya kumpulan dari objek yang bernama kaset.

Basis data terdiri dari dua kata yaitu basis dan data. Basis diartikan sebagai tempat berkumpul, markas atau sarang, sedangkan data suatu fakta dari dunia nyata yang mewakili suatu objek. Basis data dan lemari kaset memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama, yaitu pengaturan, kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan suatu objek.

Pengaturan yang dilakukan pada lemari kaset merupakan pengaturan secara manual di mana pengaturan tersebut dapat diaplikasikan ke dalam suatu data abstrak yang berisi karakteristik dari suatu kaset dan disimpan di dalam suatu baris atau tempat penyimpanan data yaitu file. Sehingga perbedaannya ada pada media penyimpanannya. Basis data menggunakan media penyimpanan elektronis sedangkan kaset menggunakan lemari untuk media penyimpanan.

Tujuan utama dari sistem basis data adalah menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data, dengan menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan. Oleh karena itu, titik awal untuk perancangan sebuah basis data haruslah abstrak dan deskripsi umum dari kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi harus digambarkan di dalam basis data.

Data pada sistem mikro komputer dengan skala yang lebih rendah, menggunakan database tunggal yang biasanya digunakan untuk mengakses hanya dengan seorang user pada satu waktu, tiap database hanya memenuhi sebagian data suatu organisasi.

Suatu database mungkin didefinisikan sebagai kumpulan data yang disatukan dalam suatu organisasi. Suatu organisasi dapat berupa bank, separtemen company, sekolah, universitas, dan lain-lain. Maksud dari database untuk menyimpan semua data yang diinginkan kepada satu lokasi, sehingga penyimpanan data berulang di dalam organisasi tersebut dapat dieliminasi. Ketika terjadi pengkopian data berulang-ulang disimpan pada lokasi yang berbeda dalam suatu organisasi, perbedaan akan muncul antara kumpulan data yang secara identik telah diakui. Pada maksud tersebut, adalah betul. Pada database yang terdesain dengan baik, data yang terduplikasi dapat tereliminasi dan kemungkinan penyimpanan data yang tidak konsisten dapat diperkecil.

Pada komputer mainframe, data pada database diakses secara bersama-sama oleh lebih dari beberapa ratus user. Database dapat terdiri dari lebih ratusan field yang dibutuhkan untuk informasi. Data pada sistem mikro komputer dengan skala yang lebih rendah, menggunakan database tunggal yang biasanya digunakan untuk mengakses hanya dengan seorang user pada satu waktu, tiap database hanya memenuhi sebagian data suatu organisasi.

Pada suatu organisasi atau perusahaan, basis data merupakan susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu pada komputer sehingga mampu memenuhi informasi optimal yang diperlukan oleh pemakai dan Database Management System(DBMS). DBMS itu sendiri adalah sebuah perangkat lunak yang mengatur dan mengontrol akses dari dan ke basis data dan sebuah program yang berinteraksi dengan basis data.

Melihat tingginya kebutuhan pemakai akan pemrosesan dan penyimpanan data yang besar, maka dibutuhkan suatu database yang handal. Database yang handal itu sendiri harus dapat memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pemrosesan data dengan cepat, yang terdiri dari banyak tabel dan record hingga terabyte.

Seiring berjalannya waktu suatu database tidak hanya digunakan oleh satu pemakai untuk satu program aplikasi, tetapi suatu database master dapat berhubungan dengan banyak pemakai dan banyak program aplikasi. Ini yang menyebabkan suatu database dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa program aplikasi. Berhubungan dengan penggunaan sistem database multiuser dan multiprogramming tersebut yang memungkinkan dibangunnya suatu database terdistribusi. Sebuah sistem database terdistribusi berisikan sekumpulan site, di mana tiap-tiap site dapat berpartisipasi dalam pengeksekusian transaksi yang mengakses data pada satu site atau beberapa site. Dalam sistem database terdistribusi biasanya dibuat suatu fragmentasi data, dimana data tersebut dipecah berdasarkan sitenya. Dengan penggunaan database multiuser dan multiprogramming, diharapkan sistem dapat menangani permintaan data yang cepat dalam database yang besar. Maka dari itu dibuatlah suatu partisi data pada VLDB (Very Large Database).

VLDB (Very Large Database) itu sendiri adalah database dalam ukuran sangat besar yang berisikan berbagai jenis data hingga beberapa giga-bytes atau terabytes (Benjamin Wah, 2008), yang memungkinkan data disimpan secara terpecah dan dapat dikelola menjadi lebih kecil. Partisi ini akan mengelompokkan data sesuai kondisinya pada suatu tablespace atau media penyimpanan data pada database. Manfaat lain dari partisi data adalah tiap-tiap segment (partisi atau subpartisi) bisa diletakkan pada tablespace yang berbeda, sehingga mendapat manfaat dari spreading (menyebar) tablespace dan mengurangi resiko kehilangan data karena tablespace mengalami korup.

VLDB (Very Large Database) adalah suatu dasar pengelolaan database dalam jumlah yang sangan besar, umumnya antara 10Gb sampai dengan 10Tb. Pengelolaan database dengan VLDB yakni pengelolaan partisi database, yaitu partisi tabel dan indeks. Partisi adalah memecah tabel ke dalam beberapa segmen (partisi atau subpartisi), dimana tabel konvensional hanya mempunyai satu segmen. Ada 3 metode utama partisi dan 2 metode gabungan, yaitu yang pertama adalah Range Partitioning. Dengan range partition, data dikelompokkan berdasarkan rentang nilang yang ditentukan. Range partition ini digunakan pada kolom yang nilainya terdistribusi secara merata. Yang kedua adalah List Partitioning. Pada list partition, data dikelompokkan berdasarkan nilainya, list partition digunakan untuk kolom yang variasi nilainya tidak banyak. Yang ketiga adalah Hash Partitioning. Hash partitioning akan menentukan suatu nilai yang akan diletakkan pada suatu partisi dan diatur secara internal berdasarkan hash value. Metode pemartisian yang selanjutnya adalah Composite Rangelist Partitioning dan Composite Rangehash Partitioning.

Pengelolaan partisi tidak hanya dapat dilakukan pada tabel yang sudah dipartisi tetapi juga dapat dilakukan pada suatu tabel yang belum dipartisi dan terdiri dari banyak record. Tabel tersebut dapat ditambahkan suatu partisi dengan memilih dari ke lima metode partisi. Pembuatan partisi pada tabel yang telah ada harus dilakukan redefinition table. Redefinition table adalah pembuatan ulang tabel dengan struktur yang sama dengan tabel yang ada menggunakan dbms_redefinition package. Untuk dapat melakukan redefinition table¸ pemakai harus memiliki hak akses pada table tersebut atau biasa disebut dengan privilage.

Database dengan content yang besar yakni yang terdiri dari banyak record, haru dapat dikelola dengan baik. Agar proses modifikasi data tidak terhambat dengan banyaknya data yang ada, dibutuhkan suatu metode partisi data, yang bertujuan dapat mengelola data menjadi kelompok-kelompok (partisi) yang terpecah sesuai dengan kondisinya. Ada lima metode dalam pengelolaan partisi, yaitu range partitioning, list partitioning, hash partitioning, composite ranglist partitioning, dan composite rangehash partitioning.

Pembuatan partisi tabel pada VLDB, tabel yang dipilih harus melalui proses redefinition table. Dimana tabel yang akan dipartisi harus didefinisi ulang strukturnya dan pembuatan partisinya. Dengan modifikasi data dapat disimpulkan waktu akses untuk modifikasi data yang terdiri select statement, update statement, insert statement, dan delete statement pada tabel yang telah dipartisi lebih cepat dari tabel yang belum dipartisi,. Hal tersebut dikarenakan pencarian data langsung berpusat pada tiap partisi yang didefinisikan sebelumnya. Maka proses partisi data pada very large database dapat mempercepat penanganan suatu query. Untuk pengembangan pada masa yang akan datang, dapat digunakan data untuk uji coba yang lebih besar sehingga diharapkan perbedaan waktu akses akan lebih signifikan.

Daftar Referensi :

1. Suryadi H. S. 1994. Pengantar Basis Data. Jakarta: Universitas Gunadarma.

2. Waliyanto. 2000. Sistem Basis Data Analisis dan Pemodelan Data. Yogyakarta: J&J Learning.

3. Gonydjaja, Rosny, 2012, “COMPOSITE RANGE LIST PARTITIONING PADA VERY LARGE DATABASE“, vol. 7, dilihat 26 Juni 2015, http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/kommit/article/view/564/489

Leave a comment